Senin, 08 Juni 2009

Sejarah Malingsiaanjing!

Sebelum 1957

Orang Malaysia memakai tiga bahasa yang kemudian diakui sebagai bahasa mereka, yaitu bahasa Indonesia menjadi Melayu, bahasa Inggris menjadi Melayu, dan bahasa Arab menjadi bahasa Jawi

Sejarah Malingsia dimulai sejak jaman Homo Malingicus yang masih berwujud tikus got bau tengik berwajah kan Babon yang kesiram air keras datang ke Selat Malaka. Mereka datang dengan kapal curian dari Cina, yang diberikan bendera Malingsia . Sampai di sana, mereka menemukan orang-orang berbicara bahasa yang unik, karena bahasa yang mereka pakai terlalu rumit, kemudian mereka membunuh orang-orang yang berbahasa itu, sekarang dikenal dengan bahasa Indonesia. Mereka hanya merubah sedikit bagian(karena terlalu bloon), seperti misalnya bahwa menjadi bahawa. Pada abad ke-14, Parameswara datang dengan membawa pasukannya. Paramesywara merasa marah ketika penduduk asli Malaysia ingin mengklaim bahasa Sansekerta sebagai bahasa mereka. Entah kenapa, Paramesywara berubah 360 derajat dan tidak membunuh orang disana. Kemungkinan disebabkan oleh kutukan bomoh disana.

Kemudian, seiring datangnya Eropa, banyaklah hal yang dipelajari Malingsia . Mereka sebenarnya ingin mengklaim bahwa bahasa Inggris adalah milik mereka. Tapi kemudian, karena case Harimau yang terkenal, mereka hanya mengambil sebagian dan memakainya di buku pelajaran Malingsia .

31 Agustus 1957

Proklamasi Malingsia sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1 Januari 1901, tapi sudah menjadi hari kemerdekaan Australia. Kemudian, Yang di-Perapa Tau merencanakannya pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10:00:01, tapi mereka terlambat sekitar 1 detik dari proklamasi Republik Indonesia. Akhirnya, karena masalah teknis ini, mereka undurkan lagi menjadi tanggal 10 November 1945. Pada tanggal ini, pemimpin mereka, Tun Bedur Aman telah mendekati corong radio. Saat itu, Malingsia sedang kosong dari pengawasan Inggris, karena orang Inggris sedang ke Surabaya untuk minum es degan, sekalian bunuhin orang. Tapi, dari hasil Walkie-Talkie dengan orang India, Inggris langsung bertindak cepat dan menghentikan aksi Malingsia . Inilah awal mula dari kisah permusuhan antara orang India dan Malingsia.

Kemudian, Malingsia memperoleh kesempatan untuk memerdekakan dirinya. Tun Bedur Aman menangis tiada kira, bahkan permen lolipop kesayangannya diberikan ke puki-nya. Tun Bedur Aman membentuk komite persiapan kemerdekaan, katanya mereka, untuk meniru kesuksesan BPUPKI-nya Indonesia. Soekarno sebenarnya sangat ingin bilang bahwa mereka itu asal embat, tapi karena Indonesia menganut sistem belas-kasih dan bebas-aktif, maka Indonesia dengan terpaksa memaafkan Malingsia, dengan syarat Indonesia boleh membalasnya 3 tahun lagi.

Malingsia menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan kemerdekaan. Pada saat sesi penyiapan lagu kebangsaan, lagu Terang Bulan dari Indonesia dipilih kemudian menjadi lagu kebangsaan Malingsia dengan irama dangdut. Tapi, kemudian Malingsia menculik ahlia ransemen dari Perancis, Jean Garo NC sebagai pengaransemen lagu Terang Bulan menjadi lagu sok berwibawa yang berorkestra.

Tun Bedur Aman mengundang banyak orang dari luar negeri. Sampai-sampai, untuk membuat kertas undangan, Pemerintah Malaysia harus menebang hutan Kalimantan dan mengambil tinta dari cumi-cumi laut Maluku. Hal ini mereka lakukan untuk menyaingi Indonesia yang kemerdekaannya inisiatif sendiri dan tanpa mengundang orang Jepang.

Tun Bedur Aman kemudian berkata:

On behalf the Malingsian people, we thanks to the Brits kingdom....

sambil mengunyah permen karet lotte yang baru diberikan oleh Ratu Elizabeth II. Permen Karet Lotte ini kemudian dibajak Malingsia menjadi Ban untuk mobil Proton.

Merdeka apa?

Kemudian dengan agak serak, karena kebanyakan makan lolipop dan menguyah permen karet, di hadapan orang Inggris dan Amerika juga tamu lainnya, Tun Bedur Aman meneriakkan kata-kata dibawah ini dengan cupu sambil mengangkat kelir (lebih dikenal di Indonesia dengan pewarna pastel). Gambar-gambar yang menunjukkan bahwa Tun Bedur Aman mengangkat keris adalah sebenarnya salah, karena keris itu diedit dengan Adobe Photoshop oleh dinas Sensor Malingsia pada tahun 2007.

Adapun kata-kata yang diucapkan Tun Bedur Aman cuma:

Merdekkka, Merdekkkkka

Setelah 1957

DN Aidit di Malaya

Setelah 1957, pastinya, Tun Bedur Aman lah yang menjadi PM. Setelah itu, semua masalah yang sama sekali tidak terduga terjadi. Seperti contoh, masalah berpisahnya Tumasek dengan Malaya. Bedur dan Lee sempatlah berdebat akan hal ini. Tapi, nyatanya Bedur pun mengalah saja, dikarenakan Tumasek berjanji akan menampung penduduk China yang dianiaya di Malaya. Hal ini, disebut oleh Tun Gapar Baba, sebagai simbiotic mutualism antar Tumasek dan Malaya.

Masalah terbesar Bedur terbentur pada negara kakaknya, Indonesia. Soekarno telah mengucapkan deal dengan Bedur bahwa pada tahun 1960-an, Indonesia bolehlah membalas perlakuan Malingsia tahun 1957. Bedur tentu tidak bisa menolak. Dengan curang dan lihainya, Bedur menangis, merengek, mencumbu, dan merayu Ratu Elizabeth II (nama aslinya adalah Alizah B, orang melayu!). Elizabeth II tak tahan melihat Bedur menangis, dan memberikannya sebatang coklat merek Delfi. Tapi, apa kata Bedur?

Aku mau la mak, tu Indonesia, jadilah milikku, huhu..oh ye, sekalian mak, belikan aku rolls royce terbaru...huuu

Elizabeth II cuma bisa bilang, "ya lah nak, nanti makmu kirim tuh sekian puloh orang SAS". Bedur girang tak kepalang. Sayang, Indonesia bertindak sangat amat cepat. Sampai-sampai, Pabrik Lolipop YB PM dikuasai oleh TNI. Soekarno cuma memerintahkan, "Cekokin aja permennya satu-satu ke orang Malingsia di sana". Ternyata, itu cuma jebakan orang Malingsia. Rakyat Malingsia membawa keris, TNI bawa golok. Saat orang Malingsia melihat golok, mereka takjub. "Apa pulak tu?" kata seseorang. "Nah tu lah, kite belum punye kan?" kata Malingsia yang lain.

TNI cuma bilang, "kalau kau mau golok ini, ku gorok dulu kepala kau tu".

"Eh Tak nak lah, kite ni cuma mintak satu, berape mau kau?" kata orang Melesia tu. TNI kesel dan langsung bacok kepala orang Malaysia itu. Lagian, bacot amat jadi orang. Diduga, orang RELA di Malingsia meniru cara kerja ini dan Departemen Kebudayaan Malingsia mengakuinya (mengakui perilaku kekerasan) sebagai hal lumrah terhadap setiap pendatang dari Indonesia, katanya qisash.

SAS mengaktifkan sinyal Voodonya

SAS kemudian datang. Walaupun Indonesia telah memakai tenaga Santet, tetap saja kalah dengan SAS yang memakai kolaborasi Voodo-Tech dan Bomoh Malaysia. Coba kalau seandainya hanya Malingsia tanpa SAS, kalah sudah Malingsia, seluruh bagian Malaya jadi tangan Indonesia.

Tahun 1965, beberapa orang Malingsia diam-diam datang ke Indonesia. Mereka adalah Datuk Nurdil Azis (DN Aidit), Nasrodeen (Njoto), Amsan Sapang (A Sjafroedin), dan Usman Wagan (Untung Wahono). Selama ini, orang-orang ini dianggap sebagai tokoh PKI. Nyatanya, mereka cuma orang suruhan FBI untuk menelisik ke Istana Tampaksiring dan mencuri disain batik disana. Tidak sekedar mencuri batik, mereka mencuri tari Reog saat kampanye PKI di Ponorogo dan tidak lupa menusuk beberapa orang Jenderal.

Sayangnya, mereka terlalu bego. Untung tertangkap seperti copet ketika di bus malam. Untung yang matanya jelalatan memang sudah masuk DPO beberapa hari kok. Lebih gokil lagi, mereka mencoba sok mendaulat di RRI, yang ingin dirubah menjadi Radio Republik Demokratik Malaya.

DN Aidit tertangkap saat sedang menyembah mambang peliharaannya di lemari. Bau kemenyan ala karet Malingsia dengan mudah tercium oleh Kopassus yang pernah bertugas sewaktu Dwikora. Aidit lari-lari, seperti lagu Biarlah-nya Bidji. Sayang, bukan semakin jauh dengan TNI, malah semakin dekat. Tak ada waktu lagi. Dia kemudian melihat foto Boneka kesayangannya, Tedi. Ternyata itu cuma pancingan, dan tertembaklah ia di Wonogiri.